Tuesday, April 15, 2008

Sejarah GOLKAR - 4

Hasilnya di luar dugaan! GOLKAR sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara atau 62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di seluruh propinsi, berbeda dengan parpol yang berpegang kepada basis tradisional. NU hanya survive di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan, Partai Katholik di Nusa Tenggara Timur, PNI di Jawa Tengah, Parmusi di Sumatera Barat dan Aceh. Sedangkan Murba tidak memperoleh suara signifikan sehingga tidak memperoleh kursi DPR.

Kemudian, sesuai ketentuan dalam ketetapan MPRS mengenai perlunya penataan kembali kehidupan politik Indonesia, pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber GOLKAR mengubah dirinya menjadi GOLKAR. GOLKAR menyatakan diri bukan parpol karena terminologi ini mengandung pengertian dan pengutamaan politik dengan mengesampingkan pembangunan dan karya.

September 1973, GOLKAR menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I di Surabaya. Mayjen Amir Murtono terpilih sebagai Ketua Umum. Konsolidasi GOLKAR pun mulai berjalan seiring dibentuknya wadah-wadah profesi, seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).

Meskipun organisasi profesi tidak menjadi underbouw GOLKAR, tapi ketua umumnya biasanya tokoh GOLKAR. Organisasi-organisasi ini mempunyai hubungan dekat dengan GOLKAR. Sehingga, parpol praktis tidak lagi memilik underbouw kecuali untuk bidang pemuda dan perempuan.

Meski secara prosentase mengalami penurunan, Pemilu 1977 masih dimenangkan GOLKAR dengan peningkatan perolehan suara menjadi 39.750.096 suara dan mendapat 232 kursi dari 360 kursi yang diperebutkan.

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails